Pages

Senin, 04 Februari 2013

Complicated Kartu Rencana Studi

Arsip pribadi
Annyeong!
Lanjut ke postingan kedua. Keadaan diluar lagi hujan jadi cuacanya adem. Anyway, saya suka hujan. Hm... ya. Hari ini terasa begitu menyebalkan ketika saya harus mengantre untuk membayar uang SPP di bank. Tiga setengan jam waktu yang saya habiskan hanya dengan berdiri di dalam antrean. Kebayang bagaimana ngilunya kaki saya? Kadang, kecanggihan zaman malah membuat mengerjakan suatu hal menjadi lebih sulit. Lha iya, harusnya tidak perlu repot-repot mengantre berjam-jam begitu, cukup transfer via ATM selesai. Namun masalahnya, tanda terima sebagai bukti telah membayar SPP tidak dapat diambil saat itu juga masih perlu mengantre juga. Menyebalkan, bukan?
Ada satu hal yang lebih menyebalkan lagi, sistem pengisian kartu rencana studi (KRS) belum dapat diisi jika belum melakukan pembayaran SPP. How stress! Setiap semester selalu rebutan kelas, jika kelas penuh maka tidak akan terdaftar di kelas itu. Kemudian dengan wajah memelas menghadap ke bagian akademik untuk minta bukain kelas. Dan tidak semudah itu, harus 'disemprot' di PHP-in dan dibuat nangis dulu. Apalagi jadwal kuliah yang 'tabrakan'. Jika akademik tidak bersedia mengubah hari dan jamnya, maka mau tidak mau harus menghadap ke dosen yang bersangkutan untuk meminta kebijakannya. Jika dosen yang mengerti masalah mahasiswanya itu kabar yang baik. Tapi, jika dosen tidak mau tahu, siap-siap merelakan salah satu matakuliah tersebut. Begitulah cerita di setiap awal semester baru, saya harus disibukkan dengan jadwal kuliah yang seperti komando untuk menyelesaikan suatu misi dan memenangkannya. Perlu strategi dan taktik yang tepat agar selamat.
Begitulah sedikit cerita dan tanggapan saya mengenai sistem KRS hari ini. Semoga dibalik semua kesulitan akan ada kemudahan dalam menyelesaikan kuliah saya dan hasil yang baik (aamiin). Oke, gamsahamnida :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar